Jika saham Bluechip adalah saham dari perusahaan yang sudah well established dengan kinerja konsisten, saham middle & small cap adalah saham perusahaan yang sedang bertumbuh, maka saham gorengan adalah saham yang cenderung tidak punya fundamental yang mencolok.
Coba bayangkan, jika perusahaannya bagus, sahamnya otomatis naik walau ga ada yang omongin, sponsorin, atau pom – pom-in.Begitu juga dengan perusahaan. Perusahaan yang bagus, pasti ada yang tahu, ada yang beli, danmenyimpan lama. Tidak butuh pemberitaan yang heboh, tidak perlu menarik perhatian di running trade, perusahaan bagus akan selalu bagus. Manajemen sibuk mengembangkan bisnis, investor sibuk membeli di harga terbaik. Barang bagus, selalu ada yang mau beli.
Sebaliknya, barang jelek, selalu banyak yang mau jual. Perusahaan yang biasa – biasa aja, atau bahkan yang fundamentalnya jelek, sulit untuk dijual bukan? Bagaimana cara menikmati capital gain dari saham jika tidak ada yang mau membeli? Wong deviden aja ga pernah dapet, andalan satu – satunya adalah capital gain. Capital gain itu instan. Deviden itu butuh pembukuan.
Inilah asal muasal sebuah saham di goreng. Diramaikan hingga HOT, dan menarik banyak pembeli.barang, semakin barangnya likuid maka semakin baik bisnisnya. Makin ga ada yang tanya, makin stok menumpuk. Jadi bicara saham yang sedang di ‘goreng’ adalah membayangkan upaya kita untuk menghabiskan stok, atau berdagang dalam hal yang positif untuk re-stok barang baru yang lebih up-to-date, atau sekedar running business as usual. Banyak motifnya.
Semakin harga tinggi, semakin menarik minat calon pembeli yang tidak mengerti, yang panik karena sudah ketinggalan, dan semakin panik karena FOMO (Fear Of Missing Out). Ini menjadikan banyak sekali pembeli (trader tentunya) yang juga membeli di harga atas, dan akhirnya nyangkut. Posisi nyangkut itu selalu di harga atas, harga puncak, tidak pernah di harga relatif rendah.
Banyak trader, apalagi yang ga punya trading plan, selalu terpancing di saham – saham seperti ini. Sehari masuk top gainer. hari kedua masuk lagi top gainer bursa. Hari ketika kembali masuk top gainer. Wah, ini luar biasa, masak ga bisa naik sehari lagi? Gue BELI!
Atau dibungkus dengan trend following. Hold aja terus selama tren-nya naik. Namun lupa dengan likuiditas dan apa yang membuat saham ini likuid. Alhasil ketika sudah di akhir pesta, harga saham turun tajam seketika ga karuan, dan akhirnya berakhir cuci piring semata.
Kalau kamu memulai ttrading (maupun investasi) saham dengan positif, maka kamu harus menjalankannya dengan cara yang benar, disiplin, berpegang teguh pada prinsip, dan tidak asal – asalan.
Apa saja prinsip – prinsip itu:
- Membeli perusahaan yang bisa diterima secara fundamental
- Membeli saham dengan metode trading yang kamu tentukan
- Memiliki dan disiplin dengan trading plan
- Menghindari ikut – ikutan beli
- Kalau mau ikutan beli, pastikan sudah dianalisa dengan benar, bukan mencari analisa pembenaran.
- Hindari beli saham gorengan, karena uang kamu berharga, tumbuhnya seperti pohon, bukan seperti bakwan.